Minggu, 29 Juli 2007

REVOLUSI (JILBAB) HIJAU

Kejadianku sebagai arca belum lagi selesai
Tiada berbentuk tak bernilai dan bermutu
Tapi cinta memahat pribadiku, aku menjadi manusia
Dan kuperoleh ilmu dari alam fitrah alam semesta
Sudah kulihat gerak urat syaraf angkasa
Dan darah mengalir dalam urat nadi dan candera...

(Iqbal)

Kata revolusi memang begitu menakutkan, makanya dalam literature manapun revolusi selalu menjadi hantu bagi kemapanan sebuah rezim kekuasaan, dimanapun itu. Tapi setiap revolusi selalu menghadirkan wajah baru yang selama ini di kenal sebagai pemimpin, ideolog, ataupun pemikir yang bertengger diatas kata “ revolusi”.

Revolusi Iran misalnya, hingga sekarang banyak meninggalkan pikiran-pikiran yang bergentayangan. Khususnya kelas mapan yang merasa di rong-rong hingga kegerahan hingga kini masih meregenerasi pada sosok Ahmadi Nedjad yang teriak sendirian.
Tapi bagaimana kalau revolusi itu merusak tatanan hati? Ini masalah terdalam manusia, yang didalamnya terdapat sense yang salah satunya mengibarkan rasa cinta, meminjam istilah the titans, dalam albumnya “rasa ini”. Emang sih terkadang mata menangkap sesuatu yang bernilai bagi hati, ibarat senjata pemusnah, hanya sekejap kerlingan mata, hati menjadi kelpek-klepek, anehnya itulah awal gejala pemberontakannya, membuat sendi-sendi hati menjadi ngilu.

Peristiwa itu saya menyebutnya sebagai sebuah revolusi, karena peristiwa itu membuat cepat berubah, dan selalu ingin bergerak mendekatinya. Revolusi tanpa senjata, tanpa pasukan, bukan juga revolusi hijaunya HMI. Suatu malam saya mengira sosok Kate Winslate yang diutus Tuhan untuk menemuiku, aku sendiri sudah susah membedakannya, andaikan Kate melihat peristiwa itu tentu dia akan terusik, parasnya betul-betul dikonversi alias di alih rupa, apalagi dengan jilbab hijaunya.

Hati memang hanya mencintai sekejap, kaki cuma bisa melangkah sejauh lelah, tapi jilbab hijau merupakan sejarah abadi yang mampu merevolusi hati, kehadirannya meluapkan rasa, bagaikan air bah, yang mampu merubah daratan hatiku
Revolusi itu mungkin akan sedang berlangsung, tanpa pasukan tanpa senjata, yang menuntut perubahan dengan cepat, yang mampu menghadirkan rasa ini( the titans) atau revolusi jilbab hijau merupakan “ aku sedang ingin” (judul laguinya dewa)
Dibulan agustus, revolusi itu harus tetap dikumandangkan lebih besar lagi, saat hari dan bulan bersejarah, saat ulang tahun negri ini yang semakain lama semakin tak terlihat anggun. Revolusi (jilbab) hijau pilihan atau hanya sekedar perasaan yang lama tak mengenal lagi selera warna.

1 komentar:

Aswar mengatakan...

Wah klo ini_sih namanya revolusi hati… tapi…^^ tunggu….
Bukan, bukan revolusi……

Melainkan sebuah ungkapan hati sang “lebah” di tengah hamparan bunga_2 –bunga_nya ada yang hijau, ungu, pink, merah dll- maka revolusi ala sang lebah adalah warna-warni itu…..

(^_^”) tapi adakah warna untuk mba’ mendan itu???